Islam Web

Artikel

  1. Home
  2. Artikel
  3. KELUARGA DAN MASYARAKAT
  4. Persoalan Sosial

Pendengki

Pendengki

Kalaulah Anda sediakan kepada pendengki sepatu miliknya, Anda hidangkan makanan untuknya, Anda sediakan minumannya, Anda kenakan pakaiannya, Anda sediakan air wuduknya, Anda bentangkan karpet untuknya, bahkan Anda bersihkan rumahnya, Anda akan tetap menjadi musuh baginya. Sebab faktor permusuhan masih ada pada diri Anda, yakni kelebihan Anda, atau ilmu Anda, atau kesantunan Anda, atau harta Anda, atau jabatan Anda.

Bagaimana mungkin Anda meminta berdamai dengannya sementara Anda belum kehilangan kelebihan-kelebihan Anda?! Seorang pendengki selalu menunggu kapan Anda tergelincir. Ia selalu berusaha agar Anda terjatuh, bahkan sangat berharap Anda binasa.

Hari terindah baginya adalah ketika Anda jatuh sakit. Malam paling spesial baginya adalah ketika Anda jatuh miskin. Waktu paling bahagia baginya adalah saat Anda tertimpa musibah. Waktu yang paling utama baginya adalah tatkala ia melihat Anda bersedih dan bermuram durja. Saat paling sial baginya adalah ketika Anda tidak membutuhkan apa-apa. Berita paling buruk baginya adalah ketika Anda berada di posisi tinggi. Bencana terbesar baginya adalah ketika prestasi Anda semakin memuncak. Tawa Anda adalah duka baginya, hari raya Anda adalah musibah baginya. Kesuksesan Anda adalah kegagalannya.

Ia melupakan segala sesuatu tentang Anda kecuali kekeliruan-kekeliruan Anda. Ia tidak mempedulikan apa pun tentang Anda kecuali kekhilafan-kekhilafan Anda. Kesalahan Anda yang kecil adalah besar baginya melebihi bukit Uhud. Dosa kecil Anda adalah lebih berat baginya dari gunung Tsahlan. Meski Anda lebih fasih dari Suhbân (seorang lelaki Arab yang dijadikan kiasan dalam kefasihan), baginya Anda lebih dungu dari Bâqil (seorang lelaki Arab yang dijadikan kiasan dalam kebodohan karena tidak cakap melakukan apa pun).

Meskipun Anda lebih dermawan dari Hâtim (Hâtim Ath-Thâ'i, seorang lelaki Arab yang dijadikan kiasan dalam kedermawanan), baginya Anda lebih bakhil dari Mâdir (seorang lelaki yang dijadikan kiasan dalam kebakhilan). Meskipun Anda lebih pintar dari Imam Asy-Syâfi`i, ia tetap melihat Anda lebih bodoh dari Habannaqah (Habannaqah Al-Qaisy, seorang lelaki yang dijadikan kiasan kebodohan).

Orang yang memuji Anda baginya adalah orang bodoh. Orang yang menyanjung Anda baginya adalah orang munafik. Orang yang membela Anda di majelisnya baginya adalah orang yang hina. Ia membenarkan orang yang mencela Anda. Ia mencintai orang yang membenci Anda. Ia mendekati orang yang memusuhi Anda. Ia membantu orang yang membenci Anda dan menentang Anda.

Putih dalam pandangan Anda adalah hitam di matanya. Siang menurut Anda adalah malam baginya. Jangan jadikan ia hakim untuk menengahi masalah Anda dengan orang lain, sebab ia akan menghukumi Anda sebelum mendengar dakwaan dan melihat bukti. Jangan biarkan ia mengetahui rahasia Anda, sebab ambisi terbesarnya adalah memperdengarkan dan menyebarkannya. Ia akan menyimpan kesalahan Anda untuk kebutuhannya nanti. Ia akan merekam kekhilafan Anda untuk keperluannya.

Tidak ada siasat lain untuk selamat darinya selain menjauhi dan berlepas diri darinya, bersembunyi dari pandangannya, menjauh dari rumahnya, dan menghilang dari sisinya.

Andalah yang membuat ia sakit dan tersiksa. Andalah yang membuatnya bergadang dan susah. Andalah sumber kesedihan dan kegundahannya, sumber keletihan dan sakitnya. Ia adalah pelaku kezaliman yang tampil seperti orang yang terzalimi. Cukuplah bagi Anda segala kepedihan yang dirasakannya, rasa sakit yang menderanya, rasa sedih yang menyiksanya, serta bencana yang dikecapnya.

Untuk itu, tinggalkanlah pendengki. Sebab ia membawa bencana dan musibah besar. Doakanlah ia, dan setelah itu abaikan dirinya. Sebab mengabaikan adalah salah satu sifat orang-orang berakal. Dahulu ada pepatah dalam tradisi Arab, "Asy-Syaraf at-taghâful (kemuliaan itu adalah dengan mengabaikan perkara-perkara yang menganggu kita)."

Artikel Terkait