Kesungguhan Berdoa dan Beribadah Akan Menjauhkan Diri dari Zina

6-6-2024 | IslamWeb

Pertanyaan:

Saya seorang yang selalu menunaikan shalat dan membaca Al-Quran, tetapi saya memiliki satu titik kelemahan, yaitu berbuat zina. Apa yang harus saya lakukan?
Saya mengharapkan jawaban yang logis dan relegius, sejalan dengan kemampuan agama saya yang minim.

Jawaban:

Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.

Saudaraku, Anda mengatakan bahwa Anda selalu mengerjakan shalat dan membaca Al-Quran. Berarti di dalam diri Anda terdapat kebaikan. Karena itu, Anda harus meminta pertolongan kepada Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—dan bertobat kepada-Nya dengan sungguh-sungguh, supaya keseluruhan diri Anda berada di dalam kebaikan.

Kemudian tetaplah selalu rajin membaca Al-Quran dan menunaikan shalat dengan cara yang diridhai oleh Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ. Khusyuklah dalam shalat Anda agar ia dapat menjadi pencegah diri Anda dari perilaku zina dan perbuatan mungkar, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—(yang artinya): "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Quran), dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sungguh, mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya daripada ibadah-ibadah yang lain). Dan, Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan." [QS. Al-`Ankabût: 45]

Tadabburilah (renungilah) kitab suci Allah, terutama tentang adzab pedih yang disiapkan bagi orang yang berbuat maksiat kepada Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—dan mengikuti hawa nafsunya. Juga ayat-ayat tentang hukuman, ancaman, dan celaan terhadap pelaku zina secara khusus. Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—berfirman (yang artinya): "Dan janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk." [QS. Al-Isrâ': 32]

Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ—juga berfirman menggambarkan sifat hamba-hamba Allah yang beriman (yang artinya): "Dan (mereka adalah) orang-orang yang tidak menyembah sesembahan lain bersama Allah, tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina. Barang siapa yang melakukan (dosa) yang demikian itu niscaya ia mendapat (pembalasan) atas dosa-(nya). Akan dilipatgandakan adzab untuknya pada Hari Kiamat, dan ia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina. (Ini) kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal shalih, maka kejahatan mereka itu akan diganti oleh Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan, orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, sesungguhnya (dengan itu) ia telah bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya." [QS. Al-Furqân: 68-71]

Barang siapa yang membaca ayat-ayat di atas dan mengimaninya dengan keimanan yang sesungguhnya, serta meyakini janji-janji dan ancaman Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ, pasti ia akan jera melakukan perbuatan zina dan bertaubat kepada Allah—Subhânahu wa Ta`âlâ. Oleh karena itu, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abû Hurairah, Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—bersabda, "Tidaklah seseorang itu berbuat zina sementara ia tengah beriman." [HR. Al-Bukhâri dan Muslim]

Perbuatan zina sangatlah bertentangan dengan nilai-nilai akhlak mulia dan sikap adil terhadap diri sendiri. Oleh karena itu, sebuah hadits diriwayatkan dari Abû Umâmah—Semoga Allah meridhainya, bahwa ia berkata: Pada suatu ketika, seorang pemuda mendatangi NabiShallallâhu `alaihi wasallamdan berkata: 'Wahai Rasulullah, izinkanlah aku berzina'. Orang-orang pun menoleh kepadanya dan mencelanya. Mereka berkata: 'Apa yang engkau ucapkan ini?' Tetapi RasulullahShallallâhu `alaihi wasallambersabda: 'Dekatkanlah ia kepadaku.' Ia pun mendekat ke beliau, lalu duduk. Kemudian Rasulullah bersabda kepadanya: 'Apakah engkau suka hal (zina) itu dilakukan terhadap ibumu?' Ia menjawab: 'Tidak, demi Allah!' Beliau bersabda lagi: 'Orang-orang juga tidak suka hal itu dilakukan terhadap ibu mereka'. Lalu beliau bersabda: 'Apakah engkau suka hal itu dilakukan terhadap anak perempuanmu?' Ia menjawab: 'Tidak, demi Allah, wahai Rasulullah'. Beliau bersabda: 'Orang-orang juga tidak suka hal itu dilakukan terhadap anak-anak perempuan mereka'. Beliau bersabda lagi: 'Apakah engkau suka hal itu dilakukan terhadap saudara perempuanmu?' Ia menjawab: 'Tidak, demi Allah'. Beliau bersabda: 'Orang-orang juga tidak suka hal itu dilakukan terhadap saudara-saudara perempuan mereka'. Lalu beliau bersabda: 'Apakah engkau suka hal itu dilakukan terhadap saudara perempuan ayahmu?' Ia menjawab: 'Tidak, demi Allah'. Beliau bersabda: 'Orang-orang juga tidak suka hal itu dilakukan terhadap saudara perempuan ayah mereka'. Lalu beliau bersabda: 'Apakah engkau suka hal itu dilakukan terhadap saudara perempuan ibumu?' Ia menjawab: 'Tidak, demi Allah'. Beliau bersabda: 'Orang-orang juga tidak suka hal itu dilakukan terhadap saudara perempuan ibu mereka'. Lalu beliau meletakkan tangan beliau di atas dada lelaki itu seraya berdoa: 'Ya Allah, ampunilah dosanya, bersihkanlah hatinya, dan peliharalah kemaluannya'. Setelah itu, pemuda tersebut tidak pernah lagi sedikit pun menoleh pada perzinahan." [HR. Ahmad]

Wallâhu a`lam.

www.islamweb.net